Sistem Evaluasi

 

Nama              : Budi

NIM                : 11901203

Kelas               : PAI 4G

Mata Kuliah  : Magang 1

 

SISTEM EVALUASI

 

A.    Pengertian Sistem Evaluasi Pembelajaran

Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem juga dapat diartikan sebagai sekumpulan elemen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Evaluation yang artinya penilaian. Evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Evaluasi tidak terbatas pada aktivitas teknis, melainkan juga non-teknis. Ia digunakan dalam berbagai macam bidang, terutama dalam lingkup perusahaan, proyek ataupun pekerjaan lain yang berhubungan dengan sistem. Evaluasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengumpulkan informasi tentang kinerja manusia, sistem, atau alat yang kemudian digunakan untuk menentukan alternatif terbaik dalam membuat keputusan. Evaluasi adalah proses penggambaran dan penyempurnaan informasi yang berguna untuk menetapkan alternatif. Evaluasi bisa mencakup arti tes dan pengukuran dan bisa juga berarti di luar keduanya. Hasil Evaluasi bisa memberi keputusan yang profesional. Seseorang dapat mengevaluasi baik dengan data kuantitatif maupun kualitatif.

Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah berjalan agar dapat membuat penilaian (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan hasilnya. Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian. Meskipun sangat berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna evaluasi pembelajaran yang sebenarnya. Ujian atau tes hanyalah salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk menjalankan proses evaluasi.

 

B.     Tujuan Sistem Evaluasi Pembelajaran

1.      Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.

2.      Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.

3.      Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.

4.      Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Secara spesifik, berikut ini adalah beberapa tujuan dilakukannya kegiatan evaluasi, diantaranya:

1.      Mengetahui tingkat penguasaan seseorang terhadap kompetensi yang sudah ditetapkan berdasarkan standar dan kebutuhan organisasi.

2.      Mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi sehingga dapat dilakukan diagnosis serta memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan objek evaluasi.

3.      Mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas sebuah media, metode, atau sumber daya lainnya dalam pelaksanaan sebuah kegiatan.

4.      Memberikan umpan balik dan informasi penting untuk memperbaiki kekurangan dan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.

Selain itu juga ada beberapa tujuan evaluasi yaitu sebagai berikut:

1.      Menilai ketercapaian tujuan.

2.      Mengukur macam-macam aspek pelajaran yang bervariasi.

3.      Memotivasi belajar siswa.

4.      Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.

5.      Menentukan tindak lanjut hasil penilaian.

 

C.    Fungsi Sistem Evaluasi Pembelajaran

1.      Fungsi formatif

Sistem evaluasi sebagai fungsi formatif yaitu, untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial jika diperlukan bagi peserta didik.

2.      Fungsi sumatif

Sistem evaluasi sebagai fungsi sumatif yaitu, untuk menentukan nilai kemajuan atau hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus tidaknya peserta didik.

3.      Fungsi diagnostic

Sistem evaluasi sebagai fungsi diagnostic yaitu, untuk memahami latar belakang meliputi latar psikologis, fisik, dan lingkungan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut.

4.      Fungsi penempatan

Sistem evaluasi sebagai fungsi penempatan yaitu, untuk menempatkan peserta didik dalam situasi pembelajaran yang tepat (misalnya dalam menentukan program spesialisasi) sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.

Evaluasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran mempunyai berbagai fungsi sebagai berikut:

1.      Alat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan instruksional.

2.      Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar.

3.      Dasar dalam menyusun laporan hasil belajar siswa kepada para orang tuanya.

4.      Sebagai alat seleksi.

5.      Sebagai bahan-bahan informasi apakah anak-anak tersebut harus mengulang pelajaran atau tidak.

6.      Sebagai bahan informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan yang cocok terhadap anak tersebut.

 

D.    Prinsip Sistem Evaluasi Pembelajaran

Dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan pasal 5, dijelaskan bahwa prinsip evaluasi atau penilaian hasil belajar antara lain adalah sebagai berikut.

1.      Sahih, yang berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

2.      Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

3.      Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

4.      Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

5.      Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

6.      Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik.

7.      Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

8.      Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

9.      Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segimekanisme, prosedur, teknik, teknik, maupun hasilnya.

Berikut ini beberapa prinsip sistem evaluasi dalam suatu penilaian:

1.      Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif.

2.      Harus dibedakan antara penskoran (scoring) dan penilaian (grading).

3.      Dalam proses pemberian nilai hendakya diperhatikan adanya 2 macam orientasi, yaitu penilaian yang norm referenced (dalam kelompok) dan yang criterion referenced (individu).

4.      Kegiatan pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar artinya menjadi feedback atau umpan balik.

5.      Penilaian harus bersifat komparabel (adil).

6.      Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sendiri.

Evaluasi hasil belajar dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar berikut ini.

1.      Prinsip Keseluruhan

Prinsip keseluruhan atau menyeluruh atau komprehensif adalah evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh, menyeluruh. Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa dalam pelaksanaannya evaluasi tidak dapat dilaksanakan secara terpisah, tetapi mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik sebagai makhluk hidup dan bukan benda mati.

2.      Prinsip Kesinambungan

Istilah lain dari prinsip ini adalah kontinuitas. Penilaian yang berkesinambungan ini artinya adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus, sambung-menyambung dari waktu ke waktu. Penilaian secara berkesinambungan ini akan memungkinkan si penilai memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik sejak awal mengikuti program pendidikan sampai dengan saat-saat mereka mengakhiri program-program pendidikan yang mereka tempuh.

3.      Prinsip Objektivitas

Prinsip objektivitas mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subjektif. Orang juga sering menyebut prinsip objektif ini dengan sebutan “apa adanya”. Maksudnya ialah materi evaluasi tersebut bersumber dari materi atau bahan ajar yang akan diberikan sesuai atau sejalan dengan tujuan instruksional khusus pembelajaran.

 

E.     Teknik Sistem Evaluasi Pembelajaran

Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran di sekolah dikenal adanya 2 macam teknik, yaitu teknik tes, maka evaluasi dilakukan dengan jalan menguji peserta didik, sedangkan teknik non test, maka evaluasi dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik.

1.      Teknik tes

Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau perintah- perintah oleh testee sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.

2.      Teknik non tes

Dengan teknik non tes, maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan cara:

a)      Skala bertingkat (rating scale) skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan.

b)      Questioner (Angket) yaitu sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).

c)      Daftar cocok (check list) yaitu deretan pernyataan di mana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) di tempat yang sudah disediakan.

d)     Wawancara (Interview) suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.

e)      Pengamatan (observation) suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

f)       Riwayat hidup, gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya.

 

F.     Tahapan Sistem Evaluasi Pembelajaran

1.      Mengembangkan konsep dan melakukan penelitian awal. Konsep harus direncanakan dengan baik sebelum eksekusi terorganisir dan pesan harus tes untuk memeriksa kompatibilitas antara draft yang disiapkan oleh pesan eksekusi.

2.      Dengan uji coba yang dilakukan, evaluator mencoba untuk mencari respon dari penonton. Respon penonton penting untuk mengukur efektivitas pesan.

Evaluasi bukanlah aktivitas instan, melainkan adalah sebuah kegiatan yang terdiri dari beberapa tahapan. Meskipun setiap kegiatan evaluasi memiliki tahapan berbeda, ada beberapa tahapan evaluasi yang berlaku secara umum, seperti berikut ini.

1.      Menentukan Aspek yang Akan Dievaluasi

Sebuah kegiatan atau program pasti dilaksanakan dengan melibatkan berbagai aspek atau komponen yang saling mendukung. Untuk dapat mengevaluasi kegiatan secara keseluruhan, perlu dilakukan evaluasi terhadap setiap aspek.

2.      Mendesain Kegiatan Evaluasi yang Akan Dilakukan

Agar kegiatan evaluasi tepat sasaran dan bisa menghasilkan output yang diinginkan, Anda perlu merancang lebih dahulu sistem evaluasi yang akan dilakukan. Desain evaluasi meliputi data yang dibutuhkan, metode evaluasi, hasil yang diinginkan, dan sebagainya.

3.      Mengumpulkan Data Evaluasi

Setelah desain evaluasi selesai dibuat, Anda bisa mulai mengumpulkan data yang dibutuhkan sesuai dengan metode dan kaidah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

4.      Menganalisis dan Mengolah Data

Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dan diolah. Untuk mempermudah proses analisis dan pengolahan data, Anda sebaiknya mengelompokkan data-data tersebut. Gunakan alat analisis yang sesuai agar fakta yang dihasilkan dapat dipercaya. Selanjutnya, bandingkan dengan rencana awal.

5.      Melaporkan Hasil Evaluasi

Pada tahap terakhir, Anda harus melaporkan hasil evaluasi yang sudah dilakukan agar bisa dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan. Untuk itu, hasil evaluasi perlu didokumentasikan secara tertulis dan disimpan dengan baik.

 

G.    Pendekatan Sistem Evaluasi Pembelajaran

Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan evaluasi dapat dibagi dua, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan sistem.

1.      Pendekatan Tradisional

Pendekatan evaluasi tradisional berorientasi pada praktik evaluasi yang telah berjalan selama ini di sekolah yang ditujukan pada perkembangan aspek intelektual peserta didik. Aspek-aspek keterampilan dan pengembangan sikap kurang mendapatkan perhatian yang serius.

2.      Pendekatan Sistem

Evaluasi pendekatan sistem adalah evaluasi yang dilakukan melalui sistem atau totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan ketergantungan. Komponen evaluasi yang dimaksud meliputi komponen kebutuhan dan feasibility, komponen input, komponen proses, dan komponen produk.

 

SUMBER

 

Riadi, Akhmad. 2017. Probelamatika Sistem Evaluasi Pembelajaran. Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan. Volume 15, Nomor 27.

Widiyastuti, Wahyuning. 2014. Evaluasi Sistem Pembelajaran. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam. Vol. 9, No. 2.

Suarga. 2019. Hakikat, Tujuan Dan Fungsi Evaluasi Dalam Pengembangan Pembelajaran. Volume VIII, Nomor 2.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KULTUR SEKOLAH- Budi 11901203

Kompetensi Guru Profesional

Strategi Pembelajaran